July 27, 2024
Mengejar Jabatan Basah

Mengejar Jabatan Basah

Jabatan basah dan jabatan kering dampaknya kadang sedemikian jauh. Sampai-sampai, tidak sedikit orang dalam memilih jenis sekolah, dan atau bahkan memilih program studi di perguruan tinggi memilih jenis yang sekiranya ke depan mendapatkan pekerjaan di posisi basah itu

 

Oleh: Prof. DR. H. Imam Suprayogo
Rektor UIN Malang

 

 

Ada satu istilah dalam jabatan di kantor, baik sebagai PNS atau swasta, yaitu jabatan basah dan atau jabatan kering. Banyak orang menyukai jabatan basah, hingga secara diam-diam memperebutkannya. Orang merasa beruntung, karena mendapatkan jabatan basah.

Disebut sebagai jabatan basah, oleh karena jabatan itu banyak mendatangkan tambahan penghasilan, baik resmi atau tidak resmi.

Bertolak belakang dari jabatan basah, adalah jabatan kering. Disebut sebagai jabatan kering oleh karena dari posisi itu tidak banyak mendatangkan penghasilan tambahan. Tidak banyak proyek, misalnya.

Akibat perbedaan tersebut, jabatan basah dan jabatan kering, mungkin beberapa orang memiliki eselon sama, tetapi peluang mendapatkan penghasilan tamabah berbeda. Umumnya orang tidak menyukai jabatan kering, kecuali mereka yang suka menjaga dirinya agar bisa berbuat jujur dan atau tidak terlibat dengan kesalahan yang mencelakakan.

Istilah jabatan basah dan jabatan kering sudah umum diketahui oleh masyarakat. Disebut sebagai jabatan basah adalah di posisi-posisi yang memungkinkan seseorang mengatur hal-hal yang ada kaitannya dengan keuangan.

Di tempat itu, siapa saja berpeluang, untuk mengatur uang sehingga mereka juga akan mendapatkan bagian atau insentif. Selain itu, adalah jabatan yang menjadikan banyak orang tergantung atas jasanya.

Seseorang yang berada di posisi jabatan basah, umumnya tingkat kehidupan ekonominya lebih baik. Keadaan rumah, fasilitas kendaraan, dan juga gaya hidupnya lebih baik dari mereka yang berada di posisi kering.

Anehnya, oleh masyarakat perbedaan seperti itu dianggap biasa. Masyarakat memberikan toleransi terhadap perbedaan seperti itu. Padahal semestinya, sesama PNS atau bekerja se kantor, akan mendapatkan pengahsilan sama.

Diskriminasi seperti itu mestinya tidak terjadi di lingkungan birokrasi. Semua jabatan seharusnya mendapatkan imbalan yang sama.

Perbedaan pendapatan bagi orang-orang yang berada di antara posisi yang berlainan seharusnya didasarkan pada pangkat dan jenjang atau eselon yang diduduki. Dan, bukan oleh karena jenis tugas yang diemban.

Lebih anehnya lagi, sebutan sebagai tempat basah dikaitkan dengan peluang seseorang melakukan penyimpangan, termasuk korupsi. Seolah-olah menyimpang di tempat itu adalah hal biasa atau wajar.

Kewajaran itu hanya oleh karena yang bersangkutan bertugas di tempat itu untuk mengatur. Seharusnya di dalam birokrasi, dihindari sebutan sebagai tempat basah dan tempat kering seperti itu.

Jabatan basah dan jabatan kering dampaknya kadang sedemikian jauh. Sampai-sampai, tidak sedikit orang dalam memilih jenis sekolah, dan atau bahkan memilih program studi di perguruan tinggi memilih jenis yang sekiranya ke depan mendapatkan pekerjaan di posisi basah itu.

Dengan demikian, sebenarnya mental untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya sudah tertanam sejak seseorang memilih sekolah. Biasanya, berapapun besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memasuki sekolah atau program studi dimaksud akan dibayar. Selain itu, anehnya orientasi seperti itu dianggap tepat dan bahkan bergengsi bila berhasil.

Melihat orientasi masyarakiat seperti itu, maka memberantas tindak kejahatan korupsi menjadi sangat sulit. Oleh sementara orang, korupsi dianggap biasa. Orang yang mendapatkian uang, bagaimana pun jalan yang ditempuh, dianggap berprestasi. Cara itu baru dianggap salah, ketika ketahuan bahwa uang itu diperoleh dari jalan yang tidak benar. Halal dan haram tidak terlalu dikenal. Ukurannya hanyalah sederhana, yaitu peraturan.

Oleh karena itu, dalam upaya memberantas korupsi seperti sekarang ini, perlu ditumbuhkan kesadaran tentang status uang atau harta yang diperoleh, harus dikaitkan dengan nilai-nilai agama, yaitu halal dan atau haram. Selain itu, juga perlu segera dihilangkan pandangan tentang adanya posisi basah dan atau posisi kering, jabatan basah dan atau jabatan kering, komisi basah dan komisi kering, kepanitian basah dan atau juga kepanitiaan kering dan seterusnya. Dengan demikian, orang tidak lagi mengejar jabatan basah itu.

Andaikan hal yang sederhana tersebut bisa dihilangkan, maka sedikit banyak akan mengurangi tindak kejahatan korupsi. Sebab, diskriminasi itu akan melahirkan sakit hati, kekecewaan dan kecemburuan, yang selanjutnya berdampak pada lahirnya penyimpangan atau tindak kejahatan korupsi yang dibenci oleh banyak orang itu.

Wallahu a’lam.

Kontrolsosial.com diterbitkan oleh Asosiasi Riset Kontrol Sosial. Asosiasi Riset Kontrol Sosial melihat kepentingan mendesak kelas buruh dan rakyat Indonesia adalah penuntasan revolusi demokratis.

Revolusi demokratis yang tidak tuntas memunculkan persoalan dalam bidang demokrasi, kebangsaan dan militerisme.

Penuntasan revolusi demokratis ini dengan mendirikan kediktaktoran demokratis revolusioner kelas buruh dan rakyat. Dimana kekuasaan akan didemokratiskan; aset-aset kapitalis akan diambilalih secara bertahap dimulai dengan alat-alat produksi yang paling siap; kepemilikan privat yang kecil-kecil akan didorong, bukan dengan paksaan namun dengan contoh dan bantuan sosial, untuk menjadi koperasi atau bentuk kooperatif lainnya.

Penuntasan revolusi demokratik secara revolusioner akan mempermudah kelas buruh untuk mengorganisasikan kekuatannya. Melemahkan cengkraman kelas borjuis yang setengah hati dalam perjuangan demokrasi. Dari penuntasan revolusi demokratik tersebut kelas buruh dapat segera, sesuai dengan tingkat kekuatannya, kekuatan kesadaran kelas dan proletariat yang terorganisir, untuk bergerak ke revolusi sosialis. Tatanan sosialisme yang dimaksud adalah kekuasaan kelas buruh dan rakyat pekerja yang terorganisasi sebagai negara, yang mewujud di dalam dewan-dewan rakyat. Bersamaan dengan itu, pengorganisasian alat-alat produksi akan dilakukan secara demokratis dan terencana, demi mewujudkan masyarakat tanpa kelas dan keberlangsungan alam, sehingga untuk pertama kalinya suatu masyarakat yang manusiawi akan terwujud, dimana perkembangan bebas akan menjadi syarat bagi perkembangan umat manusia secara keseluruhan.

 

Silahkan klik https://bit.ly/3nNbDwZ untuk aplikasi android kontrolsosial.com

 

Konten ini bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

 

Jika berhasil tidak dipuji,
Jika gagal dicaci maki.
Jika hilang tak akan dicari,
Jika mati tak ada yang mengakui

 

Silahkan klik https://bit.ly/3nNbDwZ untuk Download aplikasi Kontrol-sosial

 

Baca juga:

 

Link aplikasi android kontroversi bisa didownload https://bit.ly/3nNbDwZ

Ingin Berkontribusi?

Masuk menggunakan akun microsite anda, apabila belum terdaftar silakan klik tombol di bawah.

Independensi adalah Ruh Kontrol Sosial. Sejak berdiri pada 4 November 2002, kami menjunjung tinggi jurnalisme yang tidak berpihak pada kepentingan politik mana pun. Dalam setiap pemberitaan, Redaksi Kontrol Sosial selalu berikhtiar mencari kebenaran meski di tempat-tempat yang tak disukai.

Karena itu, kami konsisten memilih pendekatan jurnalisme investigasi. Hanya dengan metode penyelidikan yang gigih dan sistematis, kami berharap bisa melayani publik dengan informasi yang benar mengenai skandal maupun pelanggaran terstruktur yang merugikan khalayak ramai.

Tentu kami tak akan bisa menjalani misi ini tanpa Anda. Dukungan Anda sebagai pelanggan Kontrol Sosial akan membuat kami lebih independen dan lebih mampu membiayai berbagai liputan investigasi mengenai berbagai topik yang relevan untuk Anda.

Kami yakin, dengan bekal informasi yang berkualitas mengenai isu-isu penting di sekitar kita, Anda bisa mengambil keputusan dengan lebih baik, untuk pribadi, lingkungan maupun bisnis Anda.



Boleh share dan copy paste

Jika kau sudah membaca tulisan ini kau sudah mendapatkan pahalanya,
namun bila kau menyebarkannya dan orang lain mendapatkan manfaat juga maka akan dilipat gandakan pahalamu Insya Allah

Redaksi Kontrol Sosial mengundang dalam program jurnalime warga dengan daftar login menulis sendiri kontrolsosial.com pojok kanan atas untuk mendapatkan akses tayang sendiri peristiwa dan kejadian sebagai kontrol sosial di lingkungan sekitar anda masing-masing

 

Silahkan klik https://bit.ly/3nNbDwZ untuk Download aplikasi kontrolsosial.com

 

 

Produk  Hukum NU

 

AMALIYAH NU

BUKU DAN KITAB

SEJARAH

  1. Ilmu Sejarah
  2. Pengantar Ilmu Sejarah
  3. Liputan Khusus Majalah Tempo : Republik  Di Mata Indonesianis
  4. Mansia dan Sejarah
  5. Tatanan orde baru
    1.  

    Isu-isu Masyarakat Digital Kontemporer

    Strategi Kewirausahaan Digital

 

Wawasan Islam

  1. Proses Revolusi Islam ; Sayyid Abul A’la Al-Maududi
  2. Agama Islam dan Politik
  3. Gerakan Sempalan di Indonesia
  4. Orang Nusantara Naik Haji
  5. Komunisme Musuh Islam Sepanjang Sejarah
  6. Asas-asas Islam
  7. Beberapa Studi Tentang Islam
  8. Cara Hidup Islam
  9. Dasar-dasar Islam
  10. Beberapa Pelajaran Dalam Amal Islami
  11. Empat Istilah Dalam Al-Qur’an
  12. Menuju Madinatul Munawwarah
  13. Hand Book Imarah Islam Indonesia
  14. Perang Salib Vs Perang Sabil : Abdul Qadir Djaelani
  15. Intelijen Nabi
  16. Sirah Nabawiyah – Said Ramadhan Al-Buti
  17. Karen Amstrong – Sejarah Tuhan
  18. Ibn Katsir – Tafsir Ibn Katsir juz 1 [35.4 MB |download], juz 2 [19.6 MB |download], juz 3 [13.4 MB |download], juz 4 [15.6 MB |download], juz 5 [16.7 MB |download], juz 6 [23.3 MB |download], juz 7 [18.5 MB |download], juz 8 [15.7 MB |download], juz 9 [17.9 MB |download]
  19. Halumma Ila Mardhatillah, Ibnu Bahasan, Maramedia Publishing, 2010
  20. Terjemah Ta’alim Muta’allim Karya Syaikh Az-Zarnuji