July 27, 2024
Social Kontrol Di Era Restart Pasca Pandemi

Social Kontrol Di Era Restart Pasca Pandemi

Social kontrol adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya kontrol sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang atau membangkang.

Dari pengertian ini kita memahami bahwa, pentingnya ada sekelompok orang yang berperan aktif dalam melakukan Social control / kontrol sosial di kalangan masyarakat. Jika menilik lebih dalam tugas ini bukan hanya menjadi beban pemerintah / penegak hukum tapi bila melihat fungsi dan peran mahasiswa tentu wajib terlibat. Sebagai insan yang berpendidikan tentu mahasiswa harus menjadi figur atau sample dari masyarakat yang paripurna, baik dari segi prilaku, keilmuan, dan berpenampilan.

Diera millenial ini tentu perubahan nilai sosial atau dalam berprilaku mengalami pergeseran yang Sangat jauh dari nilai-nilai adat, kearifan, dan leluhur bangsa indonesia.

Hal ini harusnya menjadi renungan bagi masyarakat indonesia terutama kalangan mahasiswa yang justru malah terjangkit penyakit-penyakit sosial yang datang dari luar, baik secara bergaul, berpenampilan, dan bersikap tidak mencerminkan sebagai seorang yang berpendidikan dan ber-indonesia.

Tentu pergeseran nilai ini harus benar-benar dicermati oleh seluruh rakyat Indonesia, jangan sampai penyelewengan-penyelewengan dalam bersikap atau berpenampilan dibiarkan begitu saja, mari kita edukasi masyarakat dengan keilmuankita, kearifan, serta menunjukan akhlak / prilaku sebagai mana mestinya.

Jika dikaitkan dengan teori-teori, hal paling efektif dalam mengajak masyarakat menuju sikap dan prilaku Sosial yang baik adalah dengan mencontohkan langsung prilaku tersebut dengan secara terus menerus, karena kegagalan pembangunan bukan dari seberapa banyak yang bangunan, bukan seberapa banyak menciptakan manfaat tapi kegagalan pembangunan adalah ketika kita berhenti membangun karena kekurangan akibat distorsi-distorsi penyebab.

Untuk itu sangat perlu Di Era Restart Pasca Pandemi ini rakyat Indonesia kembali menyegarkan yang namanya sosial control yang notabenya sebagai fungsi dan tugas bagi mahasiswa dalam membangun peradaban di masyarakat.

Kalau lah masyarakat telah memandang baik Lembaga Sosial Kontrol, maka sangat mudah mengajak masyarakat untuk patuh dan taat terhadap normal-norma sosial serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Melihat hal itu, kontrolsosial.com mengusung misi ditahun 2021 ini untuk menerapkan dan memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya menjaga nilai-nilai dan norma-norma yang telah ada serta dapat mentaatinya dengan baik dan benar.

Pendekatan lain
Kontrol sosial merupakan konsep yang penting untuk diketahui dan dipelajari oleh praktisi di industrial sekuriti. Norma-norma sosial dalam perusahaan telah diatur dalam Peraturan Perusahaan dan prosedur-prosedur terkait dengan harapan untuk menjadi standart perilaku karyawan di perusahaan mereka.

Secara definisi Kontrol sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya kontrol sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang / membangkang.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan sosial masyarakat :

1. Pengendalian Lisan (Pengendalian Sosial Persuasif)
Pengendalian lisan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan guna mengajak anggota kelompok sosial untuk mengikuti peraturan yang berlaku.

2. Pengendalian Simbolik (Pengendalian Sosial Persuasif)
Pengendalian simbolik merupakan pengendalian yang dilakukan dengan melalui gambar, tulisan, iklan, dan lain-lain. Contoh : Spanduk, poster, Rambu Lalu Lintas, dll.

3. Pengendalian Kekerasan (Pengendalian Koersif)
Pengendalian melalui cara-cara kekerasan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membuat si pelanggar jera dan membuatnya tidak berani melakukan kesalahan yang sama. Contoh seperti main hakim sendiri.

Kontrol sosial di area terbatas (dalam perusahaan) harus di dasarkan atas hasil penilaian resiko dan kerawanan sehingga target dan sasaran nya disesuaikan dengan level penanganannya.

Pembinaan Terbalik
Pembinaan dan pelatihan yang juga perlu dilaksanakan sebagai bentuk untuk mewujudkan semua Ormas, LSM, Media dan unsur pemerintahan agar memiliki kualitas yang handal sebagai fungsi kontrol sosial baik di pemerintahan maupun di masyarakat.

Jika semua Ormas dan LSM bisa bersinergi dengan pemerintah untuk membangun daerah. Kalaupun ada Ormas dan LSM mengeluarkan kritikan, namun kritikan itu berkualitas tanpa adanya maksud dan tujuan tertentu..

Keberadaan Ormas dan LSM itu sangat penting sebagai motor bergeraknya roda kepemerintahan. Namun juga Ormas dan LSM yang ada di daerah ini memiliki kemampuan yang handal dalam semua bidang.

Ormas dan LSM bukan sebuah organisasi atau lembaga yang hanya kerjanya memburuk-burukkan orang saja. Namun lebih dari itu, keberadaanya sangat di butuhkan sebagai penyeimbang semua program dan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.

Tanpa ada Ormas dan LSM, maka roda kepemeritahan tidak akan dapat berjalan maksimal. Dengan berbagai macam kritakan itulah, maka akan menghasilkan produk yang lebih baik untuk kemajuan daerah demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

Setiap arti masyarakat tentu mendambakan keadaan yang tenang, aman, dan teratur. Mereka tidak menginginkan situasi yang kacau dan tidak menentu. Namun, kondisi normatif tersebut tidak selalu bias terwujud secara utuh. Banyak penyimpangan sosial terjadi di dalam masyarakat yang berawal dari ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.

Orientasi umum

Pada banyak media massa, sering kita membaca berbagai macam perilaku menyimpang seperti; hubungan seks di luar nikah, tawuran pelajar, homoseksual, atau sekelompok remaja yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang (narkoba, psikotropika). Perilaku-perilaku itu jelas tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Perilaku tersebut menggangu keteraturan sosial (sosial order). Maka dari itu diperlukan adanya suatu kontrol sosial, sebagai upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang di dalam masyarakat. Kondisi seimbang terjadi jika ada keserasian antara perubahan dan stabilitas yang ada di dalam masyarakat.

Kontrol Sosial Pemerintahan
Kontrol sosial merupakan metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan serta mengarahkan individu anggota masyarakat untuk bertindak sesuai arti norma dan makna nilai sosial yang sudah ada dan terlembaga dalam masyarakat.

Kontrol sosial Idaman
Sebagai makhluk sosial yang dinamis, setiap individu dalam masyarakat akan selalu berubah dan berkembang. Individu-individu itu akan selalu berinteraksi dengan yang lainnya sehingga menghasilkan perubahan sosial, baik itu hasil interaksi yang bersifat kemajuan maupun kemunduran. Perubahan-perubahan tersebut bias saja mengubah tatanan sosial yang sudah ada sehingga menimbulkan ketakseimbangan system sosial.

Semisal, dengan adanya alat kontrasepsi (kondom) kaum muda tidak lagi melihat seks sebagai sesuatu yang sacral untuk siklus reproduksi meneruskan generasi, melainkan dipandang sebagai sebuah sarana rekreasi. Perubahan-perubahan seperti ini jelas menganggu keseimbangan sosial dalam masyarakat yang menjunjung tinggi norma kesusilaan dan nilai-nilai luhur sebuah perkawinan.

Kontrol sosial merupakan tindakan pengawasan yang dilakukan dari suatu kelompok kepada kelompok lain guna memberikan arahan terhadap peran-peran individu atau kelompok sebagai bagian dari anggota masyarakat agar tercipta situasi bahkan keadaan kemasyarakatan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pengertian Kontrol Sosial Dangkal
Untuk mempelajari lebih dalam mengenai hakikat kontrol sosial, sebaiknya kita memperhatikan terlebih dahulu beberpa definisi kontrol sosial sebagai berikut;

Bruce C. Cohen
Kontrol sosial ialah metode atau cara-cara yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak-kehendak kelompok luas tertentu.

Joseph S. Roucek
Kontrol sosial adalah segala proses yang sudah direncanakan atau yang belum diencanakan, yang memiliki sifat mendidik, mengajak, bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.

Peter L. Berger
Kontrol sosial ialah berbagai cara atau upaya yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang.

Kontrol Sosial Sederhana
Teori kontrol sosial secara sederhana merupakan suatu usaha untuk menjelaskan perilaku kenakalan remaja dan bukan tindak kejahatan yang dilakukan oleh orang dewasa. Dalam fase masa muda banyak hal yang ingin diketahui dan di cobaoleh kaum sebagai saran eksperimen dan menambah pengetahuan akan dunia yang sedang dialami.

Hal-hal baru yang ingin diketahuai remaja,kadang kala menuntunnyapada arah perilaku yang kurang sesuai dengan norm-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Adanya perilaku menyimpang dalam kehidupan yang disebabkan oleh beragam factor yang melatarbelakanginya.

Berkurangnya intensitas komunikasi serta pendekatan keluarga terhadap anaknya, sehingga menyebabkan keterlepasan anak tehadap figur, orientasi dan referensi dalam pembentukan kepribadiannya di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolahnya. Kepribadian-kepribadian yang terbentuk dalam dunia sosialnya ini, kelak akan menentukan dan berpenaruh besar terhadap karirnya dan akan menjadi kebiasaan dalam hidupnya.

Dalam upaya persuasive untuk menanggulangi kenakalan yang berimbas pada perilaku menyimpang. Disini telah disediakan beberapa teori yang mungkin bisa diterapkan untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang dikalangan remaja, Teori kontrol sosial terbagi menjadi empat elemen Menurut F. Ivan Nye diantaranya:

  1. Kontrol langsung yang diberikan tanpa mempergunakan alat pembatas dan hukum (Direct kontrol imposedfrom without by means of restriction and punisment);
  2. Kontrol internalisasi yang dilakukan dari dalam diri secara sadar (Internalized kontrol exercised from within through conscience);
  3. Kontrol tidak langsung yang berhubungan dengan pengenalan [identifikasi] yang berpengaruh dengan orangtua dan orang-orang yang bukan pelaku kriminal lainnya (Indirect kontrol related to affectional identification with parent and other non-criminal persons);
  4. Ketersediaan sarana-sarana dan nilai-nilai alternatif untuk mencapai tujuan (Availability of alternative to goal and values).
    Dalam kontrol sosial ada juga elemen-elemen tambahan yang harus diperhatikan yaitu Kasih sayang (Attachment). Kasih sayang merupakan bentuk kemampuan manusia untuk turit serta melibatkan dirinya terhadap orang-orang disekelilingnya.
  5. Jika kasih sayang sudah tebentuk, diharapakan seseorang akan mampu menjadi orang perasa (peka) terhadap perasaan kehendak, bahkan pikiran orang lain.

Sofistikasi Kontrol Sosial

Fungsi dari adanya kontrol sosial di masyarakat. Antara lain sebagai berikut;

Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma sosial

Proses penanaman keyakinan tehadap norma sosial yang baik sangat diperlukan dalam rangka keberlangsungan tatanan bermasyarakat. Penanaman keyakinan akan contoh norma sosial yang baik ini dilakukan melalui tiga cara sebagai berikut.

Sugesti sosial, dilakukan dengan cara mempengaruhi alam pikran seseorang melalui cerita-cerita dongeng maupun kisah-kisah nyata dari tokoh-tokoh terkenal. Kisah-kisah ini khususnya menyajikan tentang ketaatan tokoh-tokoh tersebut terhadap norma-norma, atau hasil karya mereka yang sangat bermanfaat dalam meningkatkan harkat dan martabat kehidupan pada umunya. Jika seseorang banyak membaca atau memahami kisah-kisah dari tokoh-tokoh terkenal itu, diharapkan alam pikiran mereka akan berubah sedikit demi sedikit dan selanjutnya mencontoh perbuatan-perbuatan baik itu. Di sini peran ajaran agama sangat penting dalam mengarahkan anggota masyarakat tentang kebaikan suatu norma.
Melalui lembaga pendidikan sekolah dan pendidikan keluarga, dengan lembaga-lembaga ini seorang anak diarahkan untk meyakini norma-norma sosial yang baik.
Menonjolkan kelebihan norma-norma dibandingkan dengan norma-norma pada masyarakat lainnya.
Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma

Reward atau imbalan dalam hal ini bias berupa pujian dan pnghormatan, hingga pemberian hadiah yang berupa material. Pemberian imbalan ini memiliki tujuan agar anggota masyarakat tetap pada tindakannya melakukan perbuatan yang baik serta senantiasa menjadi figur yang memberikan contoh baik kepada orang lain di sekitarnya

Mengembangkan rasa takut

Memiliki perasaan takut akan mengarahkan seseorang untuk tidak melakukan perbuatan yang dinilai mengandung resiko. Dengan demikian, orang akan berkelakuan baik dan taat pada tata kelakuan atau adat istiadat sebab sadar bahwa perbuatan yang menyimpang dari norma-norma itu akan berakibat tidak baik bagi dirinya maupun orag lain disekitarnya.

Rasa takut juga diajarkan dalam agama. Dalam agama diajarkan bahwa semua perbuatan yang menyimpang dari ajarannya akan mendapatkan ganjaran (hukuman) yang setimpal di akhirat nanti.

Mengembangkan rasa malu

Setiap individu ata anggota masyarakat memiliki “rasa malu”, akan tetapi dengan ukuran dan kadar yang berbeda-beda antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Budaya malu berkenaan dengan “harga diri”. Harga diri seorang individu atau masyarakat akan turun jika seseorang melakukan kesalahan yang melanggar norma-norma sosial di dalam suatu masyarkat.

Masyarakat akan menjadi sangat antusias mencela stiap anggotanya yang melakukan pelanggaran terhadap norma. Celaan itu dengan sendiriya akan menciptakan kesadaran untuk tidak mengulangi planggaran tersebut. Bila setiap pelanggaran terhadap norma dicela, maka dengan sendirinya akan timbul “budaya malu” dalam diri seseorang.

Menciptakan Sistem Hukum

System hokum merupakan suatu aturan yang disusun scara resmi dan disertai aturan tentang ganjaran atau sanksi tegas yang harus diterma oleh seseorang yang melakukan penyimpangan (pelanggaran).

Contoh Kontrol Sosial Umum
Sedangkan untuk contoh kontrol sosial yang ada di masyarakat. Antara lain sebagai berikut;

Pengucilan
Pengucilan merupakan suatu tindakan pemutusan hubungan sosial dari sekelompok orang terhadap seorang anggota masyarakat. Dengan pengucilan ini, terjadi sikap masa bodoh (tidak perduli) terhadap orang yang sedang dikucilkan.

Bagi individu yang sedang dikucilkan dari kelompoknya, cepat atau lambat akan melakukan introspeksi diri dan mencoba mencari-cari penyebab tindakan anggota kelompok lain terhadap dirinya. Dengan demikian, kaidah-kaidah kelompok yang dahulu dilanggar oleh individu akan berangsur-angsur diluruskan dan dapat diterima lagi oleh indvidu agar tetap menjadi anggota kelompok seperti dahulu kala.

Celaan
Celaaan ialah tindakan kritik atau tuduhan terhadap suatu pandangan, sikap, dan perilaku yang tidak sejalan (tidak sesuai) dengan pandangan, sikap, dan perilaku anggota kelompok pada umumnya.celaan ini menjadi mudah dimengerti oleh seseorang karean diekspresikan dengan ucapan, protes, atau kritik yang terbuka dan langsung menuju ke sasaran.

Ejekan
Ejekan ialah tindakan membicarakan seseorang dengan menggunakan kata-kata kiasan,perumpamaan, atau kata-kata yang berlebihan serta bermakna negatif. Kadang-kadang digunakan kata-kata yang artinya berlawanan dengan apa yang dimaksud.

Maka demikian tadi penjelasan dan uraian yang bisa kami utarakan kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian kontrol sosial menurut para ahli, teori, fungsi, dan contohnya di masyarakat. Semoga memberikan pengetahuan mendalam.