July 27, 2024
Kesenjangan Program Air Bersih Sebesar Rp.106 Triliun

Kesenjangan Program Air Bersih Sebesar Rp.106 Triliun

Dana yang disediakan APBN hanya sekitar 26 persen atau sekitar Rp37 triliun hingga 2024. Artinya, ada kesenjangan pendanaan sekitar Rp106 triliun, yang harus dipenuhi dari pembiayaan alternatif (creative financing), itu kolaborasi APBD, DAK (dana alokasi khusus), KPBU, pinjaman perbankan dan lainnya

Jakarta – Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membutuhkan pembiayaan alternatif untuk pembangunan infrastruktur penyediaan air minum bersih sebesar Rp.106 Triliun.

Pasalnya, dalam memenuhi target pembangunan sambungan rumah tangga (SR) hingga 10 juta unit sampai dengan tahun 2024 yang membutuhkan investasi Rp.143 Triliun.

Menurut Direktur Air Minum Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Yudha Mediawan, dana yang disediakan APBN hanya sekitar 26 persen atau sekitar Rp.37 Triliun hingga 2024.

“Artinya, ada kesenjangan pendanaan sekitar Rp106 triliun, yang harus dipenuhi dari pembiayaan alternatif (creative financing), itu kolaborasi APBD, DAK (dana alokasi khusus), KPBU, pinjaman perbankan dan lainnya”, ungkap Yudha Mediawan dalam keterangannya, [Sabtu,30/1/2021].

Yudha Mediawan mengatakan, “pihaknya saat ini sedang mendorong skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) untuk mendapatkan pendanaan pembangunan SR dan infrastruktur air minum”.

Yudha Mediawan juga menambahkan, “saat ini Dana Alokasi Khusus (DAK) juga sudah bisa dialokasikan untuk keperluan konstruksi sistem penyediaan air minum”.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dikatakan juga sudah dapat melakukan kredit investasi dari sektor perbankan.

“Selain itu PDAM juga dapat mendapatkan pendanaan dari kegiatan corporate social responsibilities (CSR) badan usaha di sekitar tiap-tiap PDAM”, lanjut Yudha Mediawan.

Sedangkan untuk PDAM pada kategori sehat, dapat menggunakan skema business to business, dimana PDAM sudah dapat bekerja sama langsung dengan PDAM lain.

“Ke depan PDAM yang sudah sehat dapat membantu menangani di luar wilayah kerjanya”, sela Yudha Mediawan.

Yudha Mediawan menjelaskan, “kinerja BUMD Air Minum pada 2020 tercatat dari 387 BUMD Air Minum yang dinilai, terdapat 239 (62%) BUMD Air Minum yang berkinerja sehat dan ada 148 (38%) BUMD Air Minum yang masih memilki kinerja kurang sehat dan sakit”. [(Adi)]